SELAMAT DATANG DI BLOG PENDIDIKAN WASIT WICASONO

Minggu, 01 Agustus 2021

Mengapa PJJ

Mengapa PJJ?

_A. latar belakang:_*
Pandemi COVID-19 pada level waspada (warna Oranye). Semua harus waspada karena dimungkinkan penyebaran akan lebih tinggi bila ada kerumunan. Perlu perlakuan pembatasan kegiatan. Diantaranya kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan dihentikan.

Selama siswa berada di rumah, tidak ada kerumunan di sekolah, diharapkan menekan angka penyebaran atau mengurangi risiko terpapar. Hal ini memberikan dampak positif, yaitu menjaga kesehatan dan keselamatan peserta didik dan guru serta tenaga kependidikan dari bahaya virus COVID-19. Pendidikan penting, kesehatan utama.

Kekhawatiran tentang _ learning loss_ memaksakan kita berpikir keras bagaimana siswa masih bisa belajar belajar. Siswa tetap  harus mendapatkan pendidikan dan pembelajaran. Sekolah dan guru merancang berbagai bentuk pelayanan pembelajaran.

Keberadaan siswa dan guru yang jauh, terbentang jarak. Guru berada di sekolah sementara siswa berada di rumah. Memunculkan berbagai opsi untuk mendapatkan solusi. Tentu tetap dilandasi keberpihakan pembelajaran kepada peserta didik.

*_B. Mencari solusi:_*
1. "Apa solusi dari keadaan tersebut? "
Pembelajaran jarak jauh (PJJ),istilah lain Belajar dari Rumah (BDR)

2. "Bagaimana caranya?"
Siswa/ orang tua dan guru/sekolah memanfaatkan berbagai alat komunikasi yang ada,misal; telepon, smartphone, android, tablet, laptop, chroombook, komputer, radio, HT, televisi atau lainnya. Baik alat komunikasi yang hanya berbasiskan gelombang radio ataupun  yang terkoneksi dengan signal internet.

Semua itu adalah upaya, alat dijadikan sebagai sarana komunikasi bahkan sebagian sebagai alat transaksi informasi pembelajaran. Baik komunikasi teks, suara, audio visual, video, bahkan berbasis digital dalam jaringan atau luar jaringan.

Beberapa alat dapat juga digunakan sebagai saranaa pertemuan digital di ruang maya atau kelas maya. Hal ini biasa disebut _virtual learning_ atau pembelajaran daring (dalam jaringan).

Solusi lain bila tidak bisa menukar pertemuan menggunakan media adalah, sekali seminggu siswa ke sekolah (terjadwal) mengambil lembar kerja (LK) untuk pedoman mengerjakan di rumah. Tentu dengan protokol kesehatan dengan ketat.

3. "Mana yang disebut daring mana yang disebut luring?
Komunikasi siswa dan guru menggunakan jaringan internet, dinamakan *dalam jaringan* (daring) sementara yang diluar jaringan internet (luar jaringan: luring)

4. "Siapa yang belajar dengan daring dan siapa yang belajar dengan  luring?
Siswa dan guru yang dapat melakukan transaksi komunikasi pembelajaran, menggunakan jaringan internet, mereka disebut melakukan pembelajaran daring. Kesimpulannya diluar itu dinamakan luring.

5. "Kapan waktunya daring, kapan waktunya luring?"
Antara guru/sekolah dan siswa terbentang jarak. Butuh sarana juga waktu untuk memberi tahu kapan dan siapa, akan dimulai  kegiatan daring dan luring. Sebelum disampaikan kepada orang tua siswa sekolah terlebih dahulu melakukan pemetaan tantangan hambatan dan potensi yang ada. Beberapa data telah dimiliki namun karena data bukan permanen perlu pendataan ulang.lebih cepat lebih baik.

Merancang layanan berdasarkan peluang atau potensi. Rancangan berupa beberapa opsi yang dapat memfasilitasi seluruh peserta didik tanpa kecuali. Rancangan juga disertai kemungkinan gagal dan alternatif solusi.

Melakukan komunikasi kepada orang tua atau siswa. Akan dimulai pola pembelajaran jarak jauh dengan cara spesial ini. Setelah kedua pihak mengetahui dan menyepakati, maka transaksi pembelajaran bisa segera dimulai. Baik pembelajaran berbasis daring maupun berbasis luring.

6. "Berarti tidak bisa langsung PJJ setelah tidak ada KBM di Sekolah?"
BISA, bila sekolah (guru) dan keluarga siswa (orang tua siswa) memiliki sarana komunikasi, dan telah terbiasa dengan perubahan strategi seperti ini.
Namun dengan berbagai alasan kendala dan keterbatasan, maka selalu perlu ada jeda pembelajaran. Hal ini dimanfaatkan sekolah untuk melakukan kegiatan nomor 5.

7. "Kalau tidak langsung belajar kasihan anak anak, orang tua kesulitan mengawasi anak anak"
Benar, kami menyadari hal itu. karena kecuali kami sebagai guru, kami juga orang tua dari anak anak kami yang sekolah di tempat lain.

Percayalah, kami sedang berjuang berusaha menyusun formula pembelajaran jarak jauh yang tepat baik dan mudah atau sederhana untuk dapat melayani siswa baik moda daring atau pun moda luring.

_*C. Kesimpulan_*
Pembelajaran harus tetap dilaksanakan. Pembelajaran berpihak kepada peserta didik.
Pendataan atau analisis tantangan hambatan dan peluang atau potensi yang ada untuk pembelajaran jarak jauh segera dilakukan, dan ditentukan tindakan yang tepat.

Sekolah merumuskan merencanakan berbagai model pembelajaran, sesuai kebutuhan.

Berbagai istilah tidak perlu didebatkan, berbagai model tak perlu diperselisihkan, namun keterlaksanaan pembelajaran meski jarak jauh, dalam zona waspada pandemi Covid-19  dapat terlaksana, itu yang harus diutamakan.

Dengan berbagai upaya kesabaran dan ketulusan, tujuan pembelajaran akan tercapai. Tujuan pendidikan akan kita dapatkan. Masyarakat tercerahkan.

Wasit wicasono
SMP negeri 30 Kabupaten Tebo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan pesan anda

VISI SMP NEGERI 18 KABUPATEN TEBO